Berhubungan dengan pergaulan dengan orang yang berlainan agama kita belajar lagi dari rasul s.a.w. Suatu hari Rasul didatangi oleh seorang wanita Yahudi yang membawa limau ( jeruk ) wanita itu memberi limau itu kepada Rasul, lalu Rasul memakannya sendiri disana, seorang sahabat melihat Rasul makan limau itu senyam-senyum pada wanita Yahudi itu . Setelah wanita Yahudi itu pergi dari sana, sahabat menghampiri rasul dan bertanya heran “Rasul, biasanya rasul selalu makan bersama-sama tapi mengapa tadi rasul makan sendiri ?”
Rasul menjawab “ saya makan limau yang diberikan wanita Yahudi itu bukan untuk yag pertama kalinya, tapi telah sering bahkan hampir setiap bertemu dia. Saya tidak mau memberinya pada kalian karna limau itu rasanya asam. Saya takut kalian tidak akan menyukai liamu itu. Dan itu akan membuat wanita itu tersinggung”.
Subhanallah, Rasul s.a.w memang contoh yang paling baik bagi kita manusia. Itu adalah wanita yahudi, setiap bertemu dengan dia rasul makan limau yang asam. Coba kita bawakan kepada diri kita sendiri, apakah kita mau berbuat seperti itu. Jangan jawab tapi renungkanlah.
Ada lagi peristiwa yang menggambarkan tentang bagaimana Rasulullah s.a.w. senantiasa memperhatikan keadaan orang lain dan bersikap lemah lembut ketika bermuamalah (berbuat baik) dengannya, yaitu ketika beliau s.a.w. bertemu dengana ayahanda Abu Bakar r.a. yang bernama Abu Quhafah. Dia adalah orang yang sudah sangat tua dan kedua matanya telah buta.
Alkisah, pada saat rasulullah s.a.w. dan pasukan kaum Muslimin hendak memasuki kota Mekah untuk menakhlukkannya, abu Quhafah berkata kepada putrinya yang merupakan anaknya yang terkecil, “wahai putriku, antarkanlah aku naik keatas bukit Abu Qubais untuk membuktikan apa yang dikatakan orang-orang tentang kedatang an Muhammad. Aku ingin tahu, benarkah Muhammad telah datang ?”
Maka putrinyapun mengantarkannya naik keatas bukit. Sesampainya diatas, ia bertanya, Wahai Putriku, apa yang engkau lihat?”
Ia menjawab , ”Aku m elihat sekumpulan warna hitam datang mendekat.”
“Itu adalah sekelompok pasukan berkuda,” timpal ayahnya.
Putrinya berkata lagi, “ Aku juga melihat seorang laki-laki berlari mondar-mandir mengitari pasukan berkuda tersebut”
“Wahai Putriku dia adalah seorang komandan yangsedang mengatur dan memimpin pasuakn berkuda tersebut,” tukasnya menjealskan.
Kemudian, tiba-tiba putrinya berkata, “Wahai ayahku, sekarang kumpulan hitam itu telah menyebar.”
Mendengar itu ia terlihat gugup dan berkata, “Demi Allah, sebentar lagi pasukan tersebut akan memasuki kota Mekah. Ayo, kita harus cepat-cepat pulang ke rumah. Sebab orang-orang mengatakan barang siapa masuk kedalam rumahnya maka dia akan aman.”
Maka gadis itu bergegeas turun dari bukit seraya menuntun ayahnya dengan cepat. Namun, belum sempat sampai di rumah, keduanya sudah terlebih dahulu bertemu dengan rombongan pasukan Muslimin. Maka, Abu Bakar pun menghampiri keduanya, mengucapkan salam dan kemudian memeluk ayahnya dengan hangat. Setelah itu, ia meraih tangan ayahnya, lalu menuntunnya menghadap Rasulullah s.a.w. di masjid.
Rasulullah s.a.w. tertegun sejenak memandang ayah Abu Bakar yang terlihat sudah sangat tua sekali; tubuhnya mulai melemah, tulangnya mulai rapuh dan sudah sangat uzur. Sementara itu, Abu Bakar juga memandang ayahnya yang telah ditinggalkanya setelah beberapa tahun silam demi mengabdi kepada agama Islam.
Setelah memandang ayah Abu Bakar, beliau s.a.w. menoleh kearah Abu Bakar dan memperlihatkan penghargaan beliau s.a.w. yang tinggi terhadapnya, beliau s.a.w. berkata, “mengapa engkau tidak membiarkan ayahmu ini tetap di rumahnya dan aku saja yang nanti mengunjunginya?”
Abu Bakar sangat paham bahwa saat itu mereka dalam keadaan berperang dan pemimpin mereka adalah Rasulullah s.a.w. Artinya, beliau s.a.w. tentunya sangat sibuk dan sangat terbatas waktunya, sehingga sayang sekali jika hanya digunakan untuk pergi ke rumah seseorang yang sudah tua renta dan mengajaknya memeluk Islam.
Maka, sebagai tanda terima kasih dan penghormatan terhadap tawaran Rasulullah s.a.w. Abu Bakar berkata, Wahai Rasulullah, ayahku inilah yang justru lebih pantas untuk menemuimu terlebih dahulu dan bukan engkau yang menemuinya.”
Setelah mendengar jawaban itu, dengan lembut dan penuh sopan santun Rasulullah s.a.w. mempersilakan Abu Quhafah untuk duduk. Kemudian beliau s.a.w. mengusap dada Abu Quhafah dan berkata, “peluklah agama Islam.”
Serta-merta wajah Abu Quhafah pun tampak ceria dan menyatakan diri masuk Islam seraya mengucapkan dua kalimat syahadat. Melihat kejadian tersebut Abu Bakar sangat haru dan amat sangat bahagiahingga bumi tidak bisa menampung kebahagiaannya.
Sesaat setelah itu, Rasul s.a.w. memperhatikan lagi wajah Abu Quhafah dan melihat semau rambutnya telah beruban putih. Mak, berkatalah beliau s.a.w., “Ubahlah warna putih rambutnya ini, tetapi janganlah kalian memberinya warna hitam,”
Betapa indahnya bila Kita bisa membidik beberapa ekor burung hanya dengan sebuah lontaran seperti pemandangan di atas. Intinya, hendaklah Anda selalu berusaha untuk tidak kehilangan seorang pun yang pernah bergaul dengan Anda. Jadilah anda seorang yang sukses dan selalu bisa menyenagkan semua orang, kendati tuntutan meraka berbeda-beda
Bila mendengar, melihat atau bercerita tentang bawang merah maka kita tidak boleh lupa suatu negeri (nagari) kecil di Kabupaten Solok Danau Kembar tepatnya di Alahan Panjang yaitunya “SUNGAI NANAM”. Nagari SUNGAI NANAM adalah "negeri penghasil bawang merah”. Dengan kata lain Dari negeri Sungai Nanam lah bawang merah itu dihasilkan. Tapi kenapa yang mendapatkan nama pencetak bawang merah adalah Bukit Tinggi.
Pembaca budiman, yang berusaha dan bekerja untuk memproduksi “bawang merah” adalah “MASYARAKAT SUNGAI NANAM” yang mana disana mata pencarian warga disekitar adalah dari sektor pertanian dan bawang merah adalah salah satu komoditas terbesarnya. Yang lainnya juga ada seperti tomat, bawang putih, cabe, seledri, selada, kol (lobak), stroberi, terung virus, markisa, ubi jalar, ubi kayu, kentang, buncis, terung dan banyak yang lainnya.
Memang bila anda berkunjung ke Sungai Nanam dari arah Danau Kembar dan anda harus melewati "Terminal Alahan Panjang". Selain itu anda juga dapat menikmati indahnya kebun teh diperjalanan, air terjun. keindahan alam yang alami dan sebagainya.
Adapun Hal pertamakali yang dapat anda jumpai ketika berada di Terminal Alahan Panjang adalah adalah “TUGU LOBAK (KOL)”. Anda juga bisa mengunjungi “Sungai Nanam” dari Negeri Sirukam atau Jalan Lintas Solok Alahan Panjang tanpa melewati terminal Alahan Panjang. Di sepanjang perjalanan anda anda akan menemui masyarkat sedang bertani dan bertani, mereka bekerja dan bekerja dalam bidang pertanian. Nah ini sudah cukup menggambarkan bahwa (Sungai Nanam) yang terletak di Alahan Panjang adalah suatu nagari pertanian, hal itu tidak akan anda temui di banyak tempat lainnya.
Pembaca mungkin bertanya-tanya Apakah Bukit Tinggi menghasilkan bawang merah ?. mungkin beberapa , Tapi bawang merah itu berasal dari petani Sungai Nanam yang dibawa oleh para pedagang dari Negeri Sungai Nanam ke Bukit Tinggi. Dan bawang merah ini dijual di pasar-pasar yang ada di Bukit Tinggi. Tapi karna para pedagang yang membawa bawang merah ini mereka menjemputnya ke Bukit Tinggi maka mereka berkesimpulan bahwa di sanalah “penghasil bawang merah” tapi tidak begitu adanya. Sekali lagi bawang tersebut berasal dari Sungai Nanam.
Tidak hanya ke Bukit Tinggi sebenarnya para pedagang dari Sungai Nanam membawa bawang merah tapi juga ke kota-kota besar lainnya seperti Padang, Solok, Lintau, Paya Kumbuh, Pariaman, Jambi, Medan, Batam, pulau jawa dan bahkan se Indonesia .
Penulis agak heran bahwa belum lama ini di tahun 2010, ada suatu penghargaan pemerintah kepada warga Bukit Tinggi yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi, bahwa warga Bukit Tinggi diberi hadiah berupa kendaraan, alat-alat elektronik, alat-alat keperluan rumah tangga dan sebagainya.
Tentu saja maksud pemerintah baik, karena pemerintah ingin memberi suatu appresiasi (penghargaan), dorongan/motivasi dan sejenisnya kepada masyarakat yang memproduksi bawang merah, tapi menurut penulis pemerintah salah kaprah karena seharusnya hal itu diberikan kepada masyarakat Sungai Nanam karena merekalah yang memproduksi bawang merah.
Kalau pembaca ingin membuktikan bahwa tulisan penulis ini adalah benar adanya maka pembaca bisa melihat langsung ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Pembaca bisa membadingkan bagaimana kehidupan pertanian masyarakat khususnya Bukit Tinggi dan Sungai Nanam. Jangan hanya merlihat di pasar-pasar saja tapi lihatlah langsung ke lahan pertanian mereka (ke ladang). Apakah memang benarmereka menanam seperti yang mereka perdagangkan di pasar ataukah mereka mebeli ketempat lain terlebih dahulu baru menjualnya ke pasar-pasar.
Orang bijak mengatakan “ jangan mudah percaya pada apa yang dilihat mata karna kadang apa yang dilihat mata bukanlah yang sesungguhnya”. Semoga tulisan pendek ini berguna bagi pembaca dan serta bisa menjadi ilmu yang berguna bagi kita semua.
Bila bercerita tentang Resep Islam Menjauhi Rasa Malas kita buka Qur'an Surat At Taubah 9:54 "... Mereka tidak mengerjakan sembahyang, kecuali dengan rasa malas dan tidak (pula) menafkahkan hartanya kecuali dengan rasa enggan"
"Seandainya..." Kata ini begitu akrab dalam kehidupan sehari-hari. Disadari atau tidak, sebagian besar orang boleh jadi biasa mengucapkannya, "Seandainya aku melakukan begini, tentunya begini dan begini, tidak begini..."
Nabi Muhammad SAW sangat tak menyukai umatnya mengumbar kata-kata 'seandainya'. Bahkan, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, kalimat lau (jikalau, kalau dan sebagainya) (seandainya) membawa kepada perbuatan setan."
Syekh Shaleh Ahmad asy-Syaami, menjelaskan, kata 'seandainya' tidak membawa manfaat sama sekali. Menurutnya, meskipun seseorang mengucapkan ungkapan itu, ia tidak akan mampu mengembalikan apa yang telah berlalu, dan menggagalkan kekeliruan yang telah terjadi. Dalam bukunya bertajuk Berakhlak dan Beradab Mulia, Syekh asy Syaami mewanti-wanti bahwa ungkapan 'seandainya' bisa berkonotasi sebagai angan-angan semu, dan sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
"Sikap seperti ini adalah sikap yang lemah dan malas," ujarnya. Bahkan, kata dia, Allah SWT pun membenci sikap lemah, tidak mampu, dan malas. Dalam hadis dinyatakan, "Allah SWT mencela sikap lemah, tidak bersungguh-sungguh, tetapi kamu harus memiliki sikap cerdas dan cekatan, namun jika kamu tetap terkalahkan oleh suatu perkara, maka kamu berucap 'cukuplah Allah menjadi penolongku, dan Allah sebaik-baik pelindung." (HR Abu Dawud).
Sikap tangkas dan cerdas yang di maksud, tutur dia, melakukan usaha dan tindakan-tindakan yang bisa membawa pada keberhasilan meraih sesuatu yang bermanfaat, baik di dunia maupun akhirat. Ini, sambung Syekh asy-Syaami, merupakan bentuk aplikasi terhadap hukum kausalitas yang telah Allah tetapkan.
Keutaman dari sikap tangkas dan cerdas yakni bisa menjadi pembuka amal kebaikan. Sebaliknya, sikap lemah dan malas, seperti telah di ingatkan Rasulullah SAW, hanya akan mendekatkan diri kepada setan. "Sebab, jika seseorang tidak mam pu atau malas melakukan se sua tu yang bermanfaat baginya dan ma syarakat sekitar, maka ia akan selalu menjadi seseorang yang kerap berangan-angan," paparnya.
Perbuatan dan sikap semacam itu, selain kontraproduktif serta tidak akan membawa pada keberhasilan, juga sama saja dengan membuka amal perbuatan setan karena pintu amal setan tidak lain adalah sikap malas dan lemah. Merekalah, tegas as-Syaami, adalah orang yang paling merugi.
Mengapa dikatakan orang yang paling merugi? Sebab, sifat malas dan lemah merupakan kunci segala bencana. Seperti, perbuatan maksiat sudah pasti terjadi karena lemahnya keimanan dan ketakwaan seseorang sehingga berani melanggar larangan agama.
Jadi, dia menambahkan, seorang hamba yang memiliki dua sifat tercela tadi, berarti ia tidak mampu melaksanakan amal perbuatan ketaatan serta tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa membentengi dirinya dari godaan perbuatan jahat maupun maksiat.
Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Barri jilid XI menggarisbawahi, apabila penyakit hati itu telah menjangkiti manusia, maka ia akan mulai mendekati larangan Allah. Dia pun menjadi enggan untuk bertobat. Untuk itu, Nabi SAW memberikan tuntunan doa bagi umatnya agar terhindar dari dua jenis sifat tercela tadi. Rasulullah SAW berdoa, "Ya Allah, hamba meminta perlindungan kepadaMu dari kecemasan dan kesedihan."
Cemas dan sedih, keduanya juga bersumber dari malas dan lemah. Karena, apa yang telah terjadi, tidak mungkin diubah atau dihapus hanya dengan kesedihan, namun yang perlu dilakukan adalah menerimanya dengan kerelaan, sabar dan iman.
Demikian pula sesuatu yang mungkin terjadi di waktu mendatang, juga tidak mungkin dapat diubah atau dihapus hanya dengan kecemasan atau kekhawatiran. Maka itu, seseorang harus selalu siap membekali diri dengan sikap-sikap yang baik untuk menghadapi segala kemungkinan.
Oleh karenanya, Islam sangat menjunjung tinggi optimisme, kerja keras, dan berusaha sekuat tenaga. Jiwa seorang Muslim sejati adalah yang meyakini bahwa rezeki Allah SWT sangatlah berlimpah, dan disediakan bagi siapapun yang mampu menggapainya dengan semangat dan etos kuat.
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS al Jumu'ah [62] : 10) Ada perbedaan antara harapan dan angan-angan. Harapan selalu dibarengi dengan usaha, sementara anganangan atau kemalasan hanyalah angan-angan kosong. Semoga kita dijauhkan dari sifat malas.
sumber : (republika co. id) 5 Mei 2010 tulisan Yusuf Ashiddiq
Al Qur'an
A. Kutipan Langsung
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).
“Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3).
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata , tangan, atau bagian tubuh lain . . . yang termasuk gerak manipuatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315).
“Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk meraih ridha Allah SWT. Dan adalah Allah Maha Penyantun terhadap hamba hamba-Nya”. (Al-Baqarah:207).
B. Kutipan Tidak Langsung
Contoh :
Alqur’an memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).
Posted in : sastra
Keuntungan LAN :
• Biaya akses ke Internet lebih murah karena menggunakan Server
• Informasi dapat lebih banyak di temukan oleh client
• Dapat saling tukar-menukar informasi/ data
• Bisa dijadikan sebagai workstation
Kerugian LAN :
• Jika menggunakan HUB akan lebih lambat dalam pengaksesan karena speed terbagi untuk client yang lain
• Tidak bisa dijadikan sebagai Server
Halaman
blog ini terbuka bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu, karna 'ilmu itu milik bersama'... nah mulai hari ini saya, anda dan siapa saja yang ingin menimba , menggali, mencari bahkan membagi ilmunya jangan pernah ragu -ragu lagi melakukan itu. seperti firman Allah, "BILA KALIAN MEMBAGI ILMU YANG KUTUNJUKKAN PADA KALIAN MAKA AKU (ALLAH) AKAN MENAMBAH ILMU KALIAN, SESUNGGUHNYA ALLAH MAHA LUA ILMUNYA. ADAPUN ILMU YANG KALIAN DAPAT ITU HANYALAH BAGIAN