Bila mendengar, melihat atau bercerita tentang bawang merah maka kita tidak boleh lupa suatu negeri (nagari) kecil di Kabupaten Solok Danau Kembar tepatnya di Alahan Panjang yaitunya “SUNGAI NANAM”. Nagari SUNGAI NANAM adalah "negeri penghasil bawang merah”. Dengan kata lain Dari negeri Sungai Nanam lah bawang merah itu dihasilkan. Tapi kenapa yang mendapatkan nama pencetak bawang merah adalah Bukit Tinggi.
Pembaca budiman, yang berusaha dan bekerja untuk memproduksi “bawang merah” adalah “MASYARAKAT SUNGAI NANAM” yang mana disana mata pencarian warga disekitar adalah dari sektor pertanian dan bawang merah adalah salah satu komoditas terbesarnya. Yang lainnya juga ada seperti tomat, bawang putih, cabe, seledri, selada, kol (lobak), stroberi, terung virus, markisa, ubi jalar, ubi kayu, kentang, buncis, terung dan banyak yang lainnya.
Memang bila anda berkunjung ke Sungai Nanam dari arah Danau Kembar dan anda harus melewati "Terminal Alahan Panjang". Selain itu anda juga dapat menikmati indahnya kebun teh diperjalanan, air terjun. keindahan alam yang alami dan sebagainya.
Adapun Hal pertamakali yang dapat anda jumpai ketika berada di Terminal Alahan Panjang adalah adalah “TUGU LOBAK (KOL)”. Anda juga bisa mengunjungi “Sungai Nanam” dari Negeri Sirukam atau Jalan Lintas Solok Alahan Panjang tanpa melewati terminal Alahan Panjang. Di sepanjang perjalanan anda anda akan menemui masyarkat sedang bertani dan bertani, mereka bekerja dan bekerja dalam bidang pertanian. Nah ini sudah cukup menggambarkan bahwa (Sungai Nanam) yang terletak di Alahan Panjang adalah suatu nagari pertanian, hal itu tidak akan anda temui di banyak tempat lainnya.
Pembaca mungkin bertanya-tanya Apakah Bukit Tinggi menghasilkan bawang merah ?. mungkin beberapa , Tapi bawang merah itu berasal dari petani Sungai Nanam yang dibawa oleh para pedagang dari Negeri Sungai Nanam ke Bukit Tinggi. Dan bawang merah ini dijual di pasar-pasar yang ada di Bukit Tinggi. Tapi karna para pedagang yang membawa bawang merah ini mereka menjemputnya ke Bukit Tinggi maka mereka berkesimpulan bahwa di sanalah “penghasil bawang merah” tapi tidak begitu adanya. Sekali lagi bawang tersebut berasal dari Sungai Nanam.
Tidak hanya ke Bukit Tinggi sebenarnya para pedagang dari Sungai Nanam membawa bawang merah tapi juga ke kota-kota besar lainnya seperti Padang, Solok, Lintau, Paya Kumbuh, Pariaman, Jambi, Medan, Batam, pulau jawa dan bahkan se Indonesia .
Penulis agak heran bahwa belum lama ini di tahun 2010, ada suatu penghargaan pemerintah kepada warga Bukit Tinggi yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi, bahwa warga Bukit Tinggi diberi hadiah berupa kendaraan, alat-alat elektronik, alat-alat keperluan rumah tangga dan sebagainya.
Tentu saja maksud pemerintah baik, karena pemerintah ingin memberi suatu appresiasi (penghargaan), dorongan/motivasi dan sejenisnya kepada masyarakat yang memproduksi bawang merah, tapi menurut penulis pemerintah salah kaprah karena seharusnya hal itu diberikan kepada masyarakat Sungai Nanam karena merekalah yang memproduksi bawang merah.
Kalau pembaca ingin membuktikan bahwa tulisan penulis ini adalah benar adanya maka pembaca bisa melihat langsung ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Pembaca bisa membadingkan bagaimana kehidupan pertanian masyarakat khususnya Bukit Tinggi dan Sungai Nanam. Jangan hanya merlihat di pasar-pasar saja tapi lihatlah langsung ke lahan pertanian mereka (ke ladang). Apakah memang benarmereka menanam seperti yang mereka perdagangkan di pasar ataukah mereka mebeli ketempat lain terlebih dahulu baru menjualnya ke pasar-pasar.
Orang bijak mengatakan “ jangan mudah percaya pada apa yang dilihat mata karna kadang apa yang dilihat mata bukanlah yang sesungguhnya”. Semoga tulisan pendek ini berguna bagi pembaca dan serta bisa menjadi ilmu yang berguna bagi kita semua.